Fosgama Mesir – Kairo, Ahad, 9 Maret 2025 M / 9 Ramadan 1446 H, Departemen Keputrian Fosgama Mesir mengadakan Dauroh Ramadaniyah berupa ngaji fikih wanita di Sekretariat Fosgama, Hay Asyir. Acara tersebut dihadiri oleh gubernur Fosgama, pengurus Departemen Keputrian, dan beberapa peserta dari berbagai kekeluargaan serta pemateri yang merupakan warga Fosgama sendiri, Ustazah Nurul Ida Hidayati Lc. Dipl.
Acara diawali dengan pembacaan Surah Alfatihah, kemudian disusul dengan sambutan-sambutan oleh gubernur dan koordinator Departemen Keputrian Fosgama. Pada kesempatan tersebut, gubernur Fosgama Muhammad Syarif Toyyib menyampaikan rasa bahagia dan bangga atas terlaksananya acara ini. Karena ia melihat dampak positif bagi para peserta baik dari Fosgama maupun kekeluargaan yang lain, seperti menambah dan memperdalam pengetahuan mereka perihal kewanitaan. Oleh karena itu, acara ini menjadikan Fosgama selangkah lebih maju dalam mewujudkan warga yang berdaya, terlebih srikandi Madura. “Saya berharap Masisirwati menjadi perempuan yang tidak takut untuk bersaing dengan para Masisir dan seorang perempuan yang berpendidikan seharusnya tidak menjadikan dirinya sebagai alasan untuk takut bersaing, alih-alih perempuan makhluk yang lemah dan pemalu, hal ini terlalu klise untuk dijadikan alasan.” Tegas Ustaz Syarif Toyyib.
Terlepas dari hal ini, nilai sangat penting yang selalu Fosgama tanamkan terhadap warganya adalah Ukhuah Islamiyah. Peserta ngaji yang tidak hanya dari kalangan Fosgama sendiri, bahkan kekeluargaan yang lain, merupakan upaya yang bagus untuk menjaga serta menjunjung tali persaudaraan. “Bukan berarti semua orang Madura kasar dan suka carok (berkelahi), padahal orang Madura sangat kental dengan kekeluargaannya. Sampai ada budaya ketika seseorang yang berkunjung ke rumah orang Madura tidak boleh pulang sebelum perut kenyang,” ucap gubernur. Di akhir sambutannya, ia berharap Keputrian Fosgama terus berkembang yang akan selalu menjadi wadah yang siap memberdayakan putri-putri Fosgama dengan program-program menarik dan inovatif.
Selanjutnya, sambutan koordinator Departemen Keputrian Fosgama, Imroatus Sholihah, memperkuat penjelasan gubernur dalam mewujudkan warga yang berdaya. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa Departemen Keputrian Fosgama layaknya saudara perempuan bagi srikandi-srikandi Fosgama dan siap membantu kebutuhan mereka. Tidak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa Departemen Keputrian Fosgama juga merupakan wadah untuk memberdayakan putri Fosgama menjadi perempuan berdaya dengan program-program edukatif yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah acara Daurah Ramadaniyah yang membahas masalah realitas perempuan kiwari yang terbilang cukup pelik. Oleh karena itu, untuk membentuk perempuaan yang berdikari tidak cukup dengan hanya belajar satu atau dua kali, melainkan terus belajar dan memperbarui kualitas diri.
Kemudian setelah sesi sambutan, disusul dengan acara yang terakhir yaitu ngaji kitab Izalah al-Iltibas. Ngaji tersebut diampu langsung oleh Ustazah Nurul Ida Hidayati Lc. Dipl. Beliau memulai ngaji dengan memberikan gambaran umum mengenai kitab yang akan dikaji dalam tiga pertemuan ke depan. “Pengetahuan peserta ngaji akan gambaran umum suatu kitab itu penting, sebab dari itu para peserta bisa mengetahui alur kitab dan akan menikmati jalannya ngaji ke depan.” ucap Ustazah Ida.
Acara ngaji fikih ini, sudah terlaksana pada Ramadan tahun sebelumnya, tetapi pada tahun ini berbeda. Tahun ini Departemen Keputrian menggunakan kitab Izalah al-Iltibas karya Syaikh Salim bin Ahmad bin Abi Bakar bin Muhammad al-Khatib. Sedangkan tahun sebelumnya, Departemen Keputrian menggunakan kitab Ibanah wa al-Ifadah karya Dr. Abdurrahman bin Abdillah bin Abdilqadir al-Saqaf. Kedua kitab ini mempunyai perbedaan, kitab pertama mempunyai corak lebih turats, sedangkan kitab kedua bercorak kontemporer sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti.
Ngaji tersebut di mulai dan berlangsung dua jam lebih. Sebelum menutup kajian, pemateri berpesan kepada semua peserta agar istikamah hadir serta menyimak dengan baik. Karena, di pertemuan terakhir akan ada pertanyaan dengan tujuan apa yang dipelajari benar-benar dipahami. Sebagai penyemangat para peserta untuk muraja’ah materi yang sudah dipelajari, pemateri akan memberikan doorprize bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaannya. (Fita Lia Nuriyah Agustin)